Fajar Yehuda
Judul Artikel: Umat Yesus Kristus pasti masuk surga
21 Juni 2011
Apakah kita dapat masuk surga dengan segala perbuatan baik dan amal ibadah kita selama di hidup di dunia? dan apakah penebusan dosa dapat dilakukan dengan mengumpulkan semuanya itu?
BAGAIMANA MENURUT PERJANJIAN LAMA
Apakah umat Israel (yang hidup sebelum masa Yesus) yang percaya pada YHVH Allah tidak dapat masuk surga karena mereka belum mengenal Yesus Kristus? Jawabannya adalah mereka dapat memasuki kerajaan surga karena mereka percaya pada penebusan Allah.
Kita perlu memahami bahwa Yesus Kristus adalah Firman hidup yang selalu bersama-sama dengan Bapa. YHVH Allah adalah oknum Yesus Kristus itu sendiri. Sebab Perjanjian Lama juga mengungkapkan sifat jamak dalam diri YHVH Allah.
Lalu TUHAN [YHVH] berfirman kepadanya [Musa]: "Pergilah, turunlah, kemudian naiklah pula, engkau beserta Harun; tetapi para imam dan rakyat tidak boleh menembus untuk mendaki menghadap TUHAN [YHVH], supaya mereka jangan dilanda-Nya. (penekanan ditambahkan)
(Kejadian 19: 24)
Mengapa umat Perjanjian Lama juga berhak atas kerajaan surga? Pertama, sebab mereka percaya penebusan dan kebaikan yang telah dilakukan YHVH Allah ketika mereka dibebaskan dari tanah perbudakan di Mesir, Allah menghendaki agar umat Perjanjian Lama itu tidak mengandalkan perbuatan-perbuatan baik mereka sendiri. Kedua, sebab mereka telah menerima Hukum Taurat dengan keyakinan bahwa belas kasihan dan penebusan dosa adalah kasih karunia Allah bukan berdasarkan perbuatan baik dan amal ibadah seseorang dalam menjalankan hukum-hukum tertulis Taurat itu.
Dalam Yesaya 43: 25-26, Allah Israel berkata:
Aku, Akulah Dia yang menghapus dosa pemberontakanmu oleh karena Aku sendiri, dan Aku tidak mengingat-ingat dosamu. Ingatkanlah Aku, marilah kita beperkara, kemukakanlah segala sesuatu, supaya engkau nyata benar!
Dalam ayat itu Allah tidak berkata, “Akulah yang menghapus dosa pemberontakmu oleh karena perbuatan baik dan amal ibadahmu”. Yang Allah kehendaki adalah pertobatan dan selalu mengandalkan kebaikan dan kasih-Nya. Bukannya berkata kepada-Nya, ”Perbuatan baik saya dan amal ibadah sayalah yang menyelamatkan saya”. Apakah Alkitab PL mendukung hal yang terkesan religius ini? Mari kita baca Yehezkiel 33: 12
”…..Kebenaran orang benar tidak menyelamatkan dia, pada waktu ia jatuh dalam pelanggaran dan kejahatan orang jahat tidak menyebabkan dia tersandung, pada waktu ia bertobat dari kejahatannya; dan orang benar tidak dapat hidup karena kebenarannya, pada waktu ia berbuat dosa”. (Yehezkiel 33: 12)
YHVH Allah menjanjikan surga, yaitu Yerusalem rohani bagi umat-Nya yang berpegang pada perjanjian yang telah diikrarkan-Nya dengan Abraham, Ishak dan Yakub. Kepastian masuk surga ini tercatat dengan jelas dalam Yesaya 65: 17-25. Dalam ayat 17-18, Allah Israel berfirman:
"Sebab sesungguhnya, Aku menciptakan langit yang baru dan bumi yang baru; hal-hal yang dahulu tidak akan diingat lagi, dan tidak akan timbul lagi dalam hati. Tetapi bergiranglah dan bersorak-sorak untuk selama-lamanya atas apa yang Kuciptakan, sebab sesungguhnya, Aku menciptakan Yerusalem penuh sorak-sorak dan penduduknya penuh kegirangan".
Kesimpulannya:
Umat Perjanjian Lama pasti masuk dalam kerajaan surga, yaitu bangsa Israel dan bangsa non-Israel yang percaya kepada karya penebusan Allah Abraham, Ishak dan Yakub yaitu YHVH lalu mereka menerima hukum Taurat Allah yang sempurna dengan kesadaran penuh bahwa bukan hukum-hukum itu yang menyelamatkan tetapi Roh Allah lah yang berkerja di dalam hati mereka. Allah Israel bukanlah seperti allah-allah bangsa-bangsa lain, sebab Dia adalah Allah yang memegang teguh perjanjian-Nya dengan umat pilihan-Nya.
BAGAIMANA MENURUT PERJANJIAN BARU
Hukum Taurat diberikan oleh Allah agar manusia menyadari keberadaannya yang cenderung memberontak dan berbuat dosa dalam hati, pikiran dan perbuatan. Sehingga umat-Nya itu jangan mengandalkan dirinya sendiri tetapi selalu mengandalkan penebusan dan kasih-Nya. Hukum-hukum tertulis Taurat tidak dapat menyelamatkan dosa umat-Nya tetapi itu semua oleh karena kasih karunia Allah, dan kasih karunia bukanlah “izin” untuk melakukan dosa.
Penebusan dalam Perjanjian Lama adalah gamaran samar-samar dari penebusan yang dilakukan Yesus Kristus. Dan Yesus sendiri berkata bahwa Dia adalah kegenapan hukum Taurat (Matius 5: 17): Hal ini berarti bahwa Yesus kristus menanggung segala kelemahan manusia yang tidak berdaya dihadapan kesempurnaan hukum Taurat oleh karena tabiat dosa yang ada sejak dalam kandungan. Semua orang memiliki tabiat dosa dalam dirinya sejak kejatuhan Adam dan Hawa. Bahkan raja Daud yang sangat mencintai hukum Taurat mengakui hal ini: Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku. (Mazmur 51: 7).
Allah menyelamatkan dan membenarkan kita bukan karena Dia melihat segala perbuatan baik dan amal ibadah yang kita perbuat namun semua oleh karena kita menyadari dan menerima kasih karunia dan kemahakuasaaan-Nya.
Dalam nama Yesus kristus semua bangsa memiliki pengharapan dan jaminan keselamatan masuk surga. Tidak ada lagi Israel dan non-Israel, semuanya satu di dalam kasih Allah. Sebab Yesus Kristus berfirman: Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya. Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku tidak akan mati selama-lamanya. (Yohanes 8: 51; 11: 25-26)
Lalu apakah orang Yahudi (Israel) yang menolak Yesus Kristus akan masuk surga?
Kita harus memahami bahwa orang-orang Israel yang ditebus Allah dari tanah perbudakan di Mesir melalui Musa bukanlah generasi yag masuk ke tanah Perjanjian. Generasi Yosua-lah yang memasuki tanah Perjanjian itu. Hal ini berarti tidak semua orang yang berasal dari Israel adalah orang Israel. Jadi, sekalipun orang-orang Yahudi (mulai era Yesus) telah menerima kesaksian Musa dan hukum Taurat serta janji-janji Allah namun apabila mereka menolak Yesus Kristus maka itu sama saja mereka telah menolak kasih karunia Allah yang dinyatakan melalui Raja Mesias yang telah dinubuatkan. Mereka tidak dapat masuk ke dalam kerajaan surga. Hanya sisa-sisa Israel saja yang dapat diselamatkan, hal ini sama dengan generasi orang Israel yang tidak dapat masuk tanah Perjanjian. Dalam Matius 22: 14, Yesus berkata: Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih.
Banyak orang Israel terjerat ke dalam pola pikir yang salah dimata YHVH Allah. Mereka menolak kasih karunia Allah dalam nama Yesus Kristus, mereka menolak karya penebusan yang telah Allah lakukan berdasarkan nubuatan nabi-nabi Allah dan yang lebih parah lagi mereka berusaha mencapai keselamatan dan kebenaran dengan mengandalkan perbuatan-perbuatan agamawi mereka. Oleh sebab ketika Yesus memasuki Yerusalem, Dia mereka sedih, bahwa ternyata umat Perjanjian lama itu terlalu sibuk dengan urusan keagamaannya semata-mata dengan maksud membangun kebenaran dirinya sendiri sehingga mereka tidak menyadari bahwa Allah telah datang melawat mereka. Kebenaran diri sendiri yang dibangun oleh penduduk Yerusalem berdasarkan perbuatan-perbuatan agamawi akan dijawab Allah dengan kehancuran total Yerusalem (Baca Lukas 19: 28-44). Kesombongan rohani dijawab dengan kehancuran total!
Rasul Paulus sangat memahami apa yang dirasakan Tuhan Yesus terhadap orang-orang Yahudi, oleh sebab itu Rasul Paulus berkata: “Saudara-saudara, keinginan hatiku dan doaku kepada Tuhan ialah, supaya mereka diselamatkan. Sebab aku dapat memberi kesaksian tentang mereka, bahwa mereka sungguh-sungguh giat untuk Allah, tetapi tanpa pengertian yang benar. Sebab, oleh karena mereka tidak mengenal kebenaran Allah dan oleh karena mereka berusaha untuk mendirikan kebenaran mereka sendiri, maka mereka tidak takluk kepada kebenaran Allah.” (Roma 10:1-3).
Beginilah firman TUHAN: "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!
(Yeremia 17: 5)
Seperti halnya dalam Perjanjian Lama, YHVH Allah dalam nama Yesus Kristus memberikan kepastian masuk surga bagi mereka yang percaya kepada penebusan dosa yang telah dilakukan-Nya di bukit Golgota dan menerima Roh Kudus di dalam hati mereka. Namun bagi bangsa Yahudi, hanya sisa-sisanya lah yang diselamatkan sebab sekalipun mereka menerima kesaksian Musa dan hukum Taurat mereka tetap menolak Yesus Kristus sebagai Juruselamatnya.
Umat Israel sejati yang memahami nubuatan Perjanjian Lama akan menerima Yesus Kristus sebagai Mesias dan Tuhan, mereka inilah yang dinamakan sisa-sisa Israel. Namun umat Israel yang menolak Yesus Kristus sebagai penebusan dosa bagi banyak orang (Yahudi ataupun non-Yahudi) akan tetap tinggal dalam dosanya sebab sekalipun mereka selalu membaca kitab-itab para nabi PL, mereka tetap mengeraskan hati mereka dengan tidak mempedulikan nubuatan tentang Yesus Kristus yang menanggung dosa umat manusia yang tertulis dalam Yesaya 53: 12.
Sebab itu Aku akan membagikan kepadanya orang-orang besar sebagai rampasan, dan ia akan memperoleh orang-orang kuat sebagai jarahan, yaitu sebagai ganti karena ia telah menyerahkan nyawanya ke dalam maut dan karena ia terhitung di antara pemberontak-pemberontak, sekalipun ia menanggung dosa banyak orang dan berdoa untuk pemberontak-pemberontak.
Mengenai mereka Yesus dengan tegas berkata, "Kamu berasal dari bawah, Aku dari atas; kamu dari dunia ini, Aku bukan dari dunia ini. Karena itu tadi Aku berkata kepadamu, bahwa kamu akan mati dalam dosamu; sebab jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu." (Yohanes 8: 23-24). Jadi, orang Yahudi yang memahami dengan betul pemberitaan para nabi dalam Kitab Suci akan menerima Yesus Kristus. Yesus berkata, "setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suara-Ku".(Yohanes 18: 37)
Seperti halnya dalam Perjanjian Lama, Allah kembali meneguhkan janji kekalnya mengenai kepastian masuk surga melalui penebusan dosa yang dilakukan Sang Firman hidup, yaitu Yesus Kristus. Kepastian surga yang bukan hanya untuk bangsa Yahudi tetapi juga bagi seluruh kaum, suku dan bangsa di seluruh dunia. Umat Perjanjian Baru yang tidak hidup berdasarkan hukum-hukum tertulis Taurat tetapi berdasarkan hukum-hukum rohani, yaitu kasih yang dikerjakan oleh Roh Kudus dari dalam hati.
Lalu aku mendengar suara yang nyaring dari takhta itu berkata: "Lihatlah, kemah Allah ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersama-sama dengan mereka. Mereka akan menjadi umat-Nya dan Ia akan menjadi Allah mereka. Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu." Ia yang duduk di atas takhta itu berkata: "Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru!" Dan firman-Nya: "Tuliskanlah, karena segala perkataan ini adalah tepat dan benar."
(Wahyu 21: 3-5)
Yesus Kristus adalah kegenapan kesempurnaan hukum Taurat, Dan barangsiapa percaya kepada Yesus dengan iman, memperoleh kesempurnaan hukum Taurat dan apabila kesempurnaan itu telah diwujudkan melalui iman kepada Yesus berati umat Perjanjian Baru itu tidak lagi tunduk dibawah hukum-hukum tertulis Taurat tetapi hidup di dalam kasih, kekudusan dan kebenaran.
Kasih tidak berbuat jahat terhadap sesama manusia, karena itu kasih adalah kegenapan hukum Taurat. (Roma 13: 10), dan Allah yang kita sembah bukanlah seperti allah-allah dalam kepercayaan umat lain. Alkitab menyatakan bahwa barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih. (1 Yoh. 4:8).
Kesimpuannya:
Yesus Kristus, adalah YHVH Allah yang datang ke dalam dunia dengan mengenakan darah dan daging. Dia datang untuk memberikan jalan keselamatan dan anugerah kehidupan kekal bagi kita semua yang mau menerima-Nya sebagai Tuhan dan Juruselamat. Damai sejahtera dari tempat yang mahatinggi hanya bertahta di dalam hati orang-orang yang menerima Yesus Kristus (Lukas 2: 14).